
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada
awal tahun 2005 ini tepatnya tanggal 13 Maret 2005, dunia dikejutkan dengan
laporan kasus polio di Indonesia. Setelah selama satu dasawarsa absen, penyakit
yang disebabkan oleh virus ini ditemukan menjangkiti seorang bayi perempuan
berusia 18 bulan di Jawa Barat.
Berbagai
analisa dilakukan, dan menghasilkan satu benang merah, bahwa virus yang
menyebabkan lumpuh layuh tersebut bukan merupakan tipe indogenous,
melainkan berasal dari Afrika Barat, pusat wabah Polio yang telah menyebar ke
16 negara berstatus bebas polio.
Polio
dapat mengakibatkan kelumpuhan hingga kematian, bahkan dalam hitungan jam.
Virus terbawa dalam kotoran manusia. Penyakit menular ini pada umumnya
menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Maka tidak salah jika dikatakan,
Polio merupakan ancaman bagi seluruh anak-anak di muka bumi ini. Pada tahun
1988, dunia mencanangkan program pemberantasan polio sedunia, yang lebih
dikenal dengan Program Pemberantasan Polio Global. Upaya kesehatan ini telah
efektif menyelamatkan 5 juta anak dari kelumpuhan akibat Polio. Pada tahun
2004, hanya terdapat 1266 kasus polio diseluruh dunia, dengan lebih dari 90%
terjadi di enam negara.
Setelah
ditemukan kasus polio di Jawa Barat pada tahun ini, virus tersebut menyebar
dengan cepat melalui sejumlah anak yang belum diimunisasi. Jika tidak segera
diatasi, polio dapat merebak ke seluruh penjuru Indonesia bahkan negara
tetangga, karena penyakit ini menyerang anak-anak yang berada pada lingkungan
dengan cakupan imunisasi rendah. Beruntung, kita memiliki penangkal yang aman ,
yaitu vaksin polio tetes (oral polio vaccine-OPV).
1
Vaksin
ini dapat melindungi anak-anak seumur hidup, bila mereka menerima vaksin
tersebut berulang kali. Oleh karena itu Indonesia pernah melaksanakan Pekan
Imunisasi Nasional atau PIN, yang merupakan kegiatan pemberian vaksin polio
aman tersebut, dengan 2 kali masa putaran.
1.2 Ruang
Lingkup
Ruang lingkup pembahasan yang akan dibahas
yaitu mengenai Penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi polio.
1.3 Tujuan
Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Melalui
makalah ini diharapkan mampu memahami tentang imunisasi polio dan penyakit yang
dapat disebabkan oleh virus polio
1.3.2 Tujuan Khusus
a.
Menjelaskan tentang Etimologi Penyakit Polio
b. Menjelaskan tentang Sejarah Penyakit Polio
c. . Menjelaskan tentang Penyakit Polio dan
Jenis - Jenisnya
d. Mengetahui gejala klinis penyakit Polio
e.
Menjelaskan Mekanisme Penyebaran
Penyakit Polio
f.
Menjelaskan Pencegahan Penyakit Polio
1.4 Metode
Penulisan
Metodologi penulisan
merupakan cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu
masalah yang pada dasarnya menggunakan metode ilmiah, dalam penyusunan makalah
ini kami menggunakan metode studi pustaka melalui referensi-referensi yang ada
di perpustakaan kampus maupun internet.
1.5 Sistematika
Penulisan
Suatu penulisan makalah yang
baik dan komunikatif dapat ditentukan oleh beberapa faktor dan salah satunya
yang sangat penting adalah mengenai sistematika penulisan itu sendiri. Karena
dengan penulisan yang sistematis, penguraian suatu masalah dalam pembahasannya
akan tercapai pada sasaran yang diharapkan. Sistematika penulisan pada
pembahasan makalah ini dibagi menjadi beberapa pokok bahasan, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Membahas tentang latar
belakang, ruang lingkup masalah, tujuan, metode penulisan, serta sistematika
penulisan.
BAB II : ISI
Berisikan landasan teori yang terdiri dari Etimologi Penyakit Polio,
Sejarah Penyakit Polio, Virus Polio,Penyakit Polio, Jenis – Jenis Polio,
Gejala Klinis Penyakit Polio, Mekanisme Penyebaran Penyakit Polio, Pencegahan Penyakit Polio.
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
Memberikan gambaran akhir dari penarikan kesimpulan dan saran dari inti
penulisan makalah ini, yaitu pembahasan tentang berhasil atau tidaknya menjawab
permasalahan yang ditimbulkan.

LANDASAN
TEORI
2.1
Etimologi
Kata Polio sendiri berasal dari bahasa
Yunani yaitu πολιομυελίτις, atau bentuknya yang lebih mutakhir πολιομυελίτιδα,
dari πολιός "abu-abu" dan μυελός "bercak".
Virus Polio termasuk genus enteroviorus, famili Picornavirus.
Bentuknya adalah ikosahedral tanpa sampul dengan genome RNA single stranded
messenger molecule. Single RNA ini membentuk hampir 30 persen dari virion dan
sisanya terdiri dari 4 protein besar (VP1-4) dan satu protein kecil (Vpg).
Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban.
Polio menular melalui kontak antarmanusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui
mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses.
Polio sudah dikenal sejak
zaman pra-sejarah. Lukisan dinding di kuil-kuil Mesir kuno menggambarkan orang-orang sehat dengan
kaki layu yang berjalan dengan tongkat. Kaisar Romawi Claudius terserang polio ketika
masih kanak-kanak dan menjadi pincang seumur hidupnya.
|
2.3
Virus Polio
Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain
berbeda dan amat menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan
dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima
puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Penyebab
penyakit polio terdiri atas tiga strain yaitu strain 1 (brunhilde) strain 2
(lanzig), dan strain 3 (Leon). Strain 1 adalah yang paling paralitogenik atau
yang paling ganas dan sering kali menyebabkan kejadian luar biasa atau wabah.
Strain ini sering ditemukan di Suka
Bumi. Sedangkan Strain 2 adalah yang paling jinak.
2.4 Penyakit Polio
Poliomyelitis atau Polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen
pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke
tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat
memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan.
Penyakit Polio terbagi atas tiga jenis yaitu
:
a.
Polio non-paralisis
Polio
non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif.
Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
b. Polio paralisis spinal
Strain
poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk
anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai.
Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari
satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling
sering ditemukan terjadi pada kaki.
Setelah
virus polio menyerang usus, virus ini akan diserap oleh pembulu darah kapiler pada dinding usus dan
diangkut seluruh tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf motorik -- yang mengontrol gerakan
fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki
kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh
bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf
pusat -- menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya
virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan syaraf motorik. Syaraf
motorik tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya
tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat.
Kelumpuhan
pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas -- kondisi ini disebut acute
flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat
menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen
(perut), disebut quadriplegia.
c. Polio bulbar
Polio
jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak
ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf motorik yang mengatur pernapasan
dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang mengontrol
pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan
pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka;
saraf
auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses
menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan;pergerakan lidah dan rasa; dan
saraf yang mengirim sinyal ke jantung,
usus, paru-paru,
dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.
Tanpa
alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima hingga
sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot
pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah
terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim 'perintah bernapas'
ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi
penelanan; korban dapat 'tenggelam' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan
penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang
disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun trakesotomi juga sulit
dilakukan apabila penderita telah menggunakan 'paru-paru besi' (iron lung).
Alat ini membantu paru-paru yang lemah dengan cara menambah dan mengurangi
tekanan udara di dalam tabung. Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan
mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan
demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah
pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.
Tingkat
kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia penderita. Hingga
saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus hidup dengan
paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar dan spinal sering
menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis. Polio
paralisis tidak bersifat permanen. Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi
tubuh yang mendekati normal.
·
Gejala Klinis Penyakit Polio
Stadium akut --sejak ada
gejala klinis hingga dua minggu-- ditandai dengan suhu tubuh meningkat, jarang
terjadi lebih dari 10 hari, kadang disertai sakit kepala dan muntah. Kelumpuhan
terjadi dalam seminggu permulaan sakit. Kelumpuhan itu terjadi akibat kerusakan
sel-sel motor neuron di medula spinalis (tulang belakang) oleh invasi virus.
Kelumpuhan tersebut
bersifat asimetris sehingga menimbulkan deformitas (gangguan bentuk tubuh) yang
cenderung menetap atau bahkan menjadi lebih berat. Sebagian besar kelumpuhan
terjadi pada tungkai (78,6%), sedangkan 41,4% akan mengenai lengan. Kelumpuhan
itu berjalan bertahap dan memakan waktu dua hari hingga dua bulan.
Stadium subakut (dua minggu
hingga dua bulan) ditandai dengan menghilangnya demam dalam waktu 24 jam atau
kadang suhu tidak terlau tinggi. Kadang, itu disertai kekakuan otot dan nyeri
otot ringan. Kelumpuhan anggota gerak yang layuh dan biasanya salah satu sisi.
Stadium konvalescent (dua
bulan hingga dua tahun) ditandai dengan pulihnya kekuatan otot lemah. Sekitar
50%-70% fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan setelah fase akut. Kemudian
setelah usia dua tahun, diperkirakan tidak terjadi lagi perbaikan kekuatan
otot. Stadium kronik atau dua tahun lebih sejak gejala awal penyakit biasanya
menunjukkan kekuatan otot yang mencapai tingkat menetap dan kelumpuhan otot
permanen.
·
Mekanisme Penyebaran Penyakit Polio
Virus
ditularkan dari oral-faring (mulut dan
tenggorokan) atau tinja penderita infeksi. Penularan terutama terjadi langsung
dari manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak
jarang melalui oral-oral (dari mulut ke mulut). Fekal-oral berarti minuman atau
makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke
mulut manusia sehat lainnya. Sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari
air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Virus polio
sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan
larutan chlor. Suhu tinggi cepat mematikan virus, tetapi pada keadaan beku
dapat bertahan bertahun-tahun.
Ketahanan
virus di tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan mikroba
lainnya. Virus itu dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan,
bahkan hingga berkilo-kilometer dari sumber penularan. Meski penularan terutama
akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang infeksius,
virus itu hidup di lingkungan terbatas. Salah satu inang atau mahluk hidup
perantara yang dapat dibuktikan hingga saat ini adalah manusia.
·
Pencegahan Penyakit Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.
Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian.
Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian.
-
Terdapat 2 macam vaksin polio:
1.
IPV (Inactivated Polio
Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan
dan diberikan melalui suntikan
2. OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin),
mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil
atau cairan.
Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.
Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.
-
Cara pemberian imunisasi polio
Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio
I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.
Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah
imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat
meninggalkan SD (12 tahun). Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 mL)
langsung ke mulut anak.
-
Kontra indikasi pemberian vaksin polio:
o Diare
berat
o Gangguan
kekebalan (karena obat imunosupresan, kemoterapi, kortikosteroid)
o Kehamilan.
-
Efek samping yang mungkin terjadi berupa
kelumpuhan dan kejang-kejang.
Dosis pertama dan
kedua diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan
dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibobi sampai
pada tingkat yang tertinggi. Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi dasar,
kepada orang dewasa tidak perlu dilakukan pemberian booster secara
rutin, kecuali jika dia hendak bepergian ke daerah dimana polio masih banyak
ditemukan.
Kepada orang
dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan perlu menjalani
imunisasi, sebaiknya hanya diberikan IPV. Kepada orang yang pernah mengalami
reaksi alergi hebat (anafilaktik) setelah pemberian IPV, streptomisin,
polimiksin B atau neomisin, tidak boleh diberikan IPV. Sebaiknya diberikan OPV.
Kepada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita AIDS,
infeksi HIV, leukemia, kanker, limfoma), dianjurkan untuk diberikan IPV.
IPV juga diberikan kepada orang yang sedang menjalani terapi penyinaran, terapi
kanker, kortikosteroid atau obat imunosupresan lainnya. IPV bisa diberikan
kepada anak yang menderita diare.
Jika anak sedang
menderita penyakit ringan atau berat, sebaiknya pelaksanaan imunisasi ditunda sampai
mereka benar-benar pulih. IPV bisa menyebabkan nyeri dan kemerahan pada tempat
penyuntikan, yang biasanya berlangsung hanya selama beberapa hari.

PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Poliomyelitis atau Polio,
adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa
penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh
melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat
memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan. Penyakit Polio terbagi atas
tiga jenis yaitu Polio non-paralisis, Polio paralisis spinal, dan Polio bulbar.
Gejala
Klinis Penyakit Polio ada 3 yaitu Stadium akut, Stadium subakut, Stadium
convalescent. Virus Polio ini ditularkan
dari oral-faring (mulut dan tenggorokan) atau tinja penderita infeksi.
Penularan terutama terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui fekal-oral
(dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang melalui oral-oral (dari mulut ke
mulut). Penyakit Polio tersebut dapat dicegah dengan cara imunisasi.
3.2 Saran
Saran dari penulisan makalah ini ditujukan kepada
para pembaca agar dapat memahami makalah ini dengan baik. Tidak lupa saran dan
kritiknya, karena kami sadari dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak
kekurangan baik disadari ataupun tidak.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/1798488-penyakit-polio/
http://medicastore.com/penyakit/40/Polio.html
Slot machines in Mississippi to play at your favorite casino
BalasHapusSlot machines 군산 출장샵 in 논산 출장안마 Mississippi to play at your 과천 출장안마 favorite casino. 충청북도 출장마사지 Our map shows all your favorite slot machines in Mississippi. Slot Machines in 광주광역 출장샵 Mississippi.